KLASIFIKASI JENIS KAYU

*KAYU KALIMANTAN 1. BENGKIRAI Pohon Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm. Warna Kayu Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. Densitas Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, antara 880-990 kg/m3 pada kekeringan MC 12%. Bahkan bisa mencapai 1050 kg/m3. Pengeringan Proses pengeringan Bangkirai dengan suhu normal adalah 12-25 hari. Resiko paling besar adalah kayu melengkung atau bahkan retak pada saat masih di dalam ruang oven. Proses Mesin Jenis serat dengan ikatan kuat, proses mesin akan cukup mudah dan halus, namaun setelah beberapa jam berada di udara terbuka, Serat Bangkirai memiliki kecenderungan terbuka dan 'melintir' sehingga kurang cocok untuk konstruksi yang membutuhkan kestabilan tinggi. Namun karena kekerasannya, bangkirai sangat cocok untuk produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya. 2. MERANTI Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnyaberkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu[1]. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot[1]. 3. KRUING 4. BALO MERAH 5. KAMFER *JATI Botanical name: Tectona Grandis Family Name: Verbenaceae Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu pula karakter serat dan warnanya memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itulah harga kayu jati lebih mahal. Pohon Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Ø hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang ideal untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah di atas 40 tahun. Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga densitas kayunya pun lebih baik. Untuk memperoleh Ø 40 cm dibutuhkan minimal 50 tahun masa tumbuh. Warna Kayu Coklat dan emas warna gelap pada kayu terasnya. Bagian kayu gubal berwarna krem atau bahkan putih kecoklatan. Pada beberapa jenis kayu jati terdapat warna kemerahan pada saat baru saja dibelah. Setelah beberapa lama di letakkan di udara terbuka dan terutama di bawah sinar matahari, warna tersebut akan berubah coklat muda. Densitas pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 - 930 kg/m3. Keawetan Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I. Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga. Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu. Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain. Pengeringan Beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda pada kayu jati. Jika biasanya pada bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, mereka melakukan dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jati ke dalam ruang pengeringan. Disisakan sepersekian milimeter untuk proses amplas setelah pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14-25 hari dengan temperature maksimum 80 derajat Celcius. Proses Mesin & Konstruksi Susunan serat kayu Jati yang kecil memudahkan proses mesin dengan hasil yang halus dan rata. Bisa dihasilkan kepala kayu yang halus pada saat proses pemotongan melawan arah serat. Karena kelebihan kayu Jati dari warna serat dan kelas awetnya, sebagian besar produsen furniture atau pemakai kayu jati tidak melapiskan bahan finishing karena lapisan minyak/lilin alaminya sudah merupakan bahan pengawet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar